Tuesday, June 26, 2012

Menyusuri Jejak Tsunami di Maluku


Kompas/Ahmad Arif
Setelah menyelesaikan laporan perjalanan di Flores (NTT), Tim Ekspedisi
Cincin Api Kompas memulai perjalanan ke Ambon, Maluku,Sabtu (23/6/2012).
AMBON - Setelah menyelesaikan laporan perjalanan di Flores, Nusa Tenggara Timur, Tim Ekspedisi Cincin Api Kompas memulai perjalanan ke Ambon, Maluku pada Sabtu (23/6/2012). Selain Ambon, tim juga berencana ke Banda Neira dan Ternate.


Cuaca cerah saat tim mendarat di Bandara Pattimura, Ambon pada pagi hari. Namun, segera berubah menjadi mendung. Saat ini Ambon memasuki musim angin timur atau musim hujan. Istirahat sebentar, tim langsung menyusuri desa-desa di pesisir Ambon, yang menurut catatan naturalis Jerman, Rumphius pernah dilanda tsunami hebat pada tahun 1674.

Laporan perjalanan di Ambon ini, akan dilaporkan di harian Kompas untuk edisi bulan depan. Sementara itu, laporan khusus perjalanan Tim Ekspedisi Cincin Api tentang jejak kehancuran kehidupan purba di Flores karena letusan gunung api bisa dinikmati di harian Kompas pada hari ini.

Sementara itu pada Senin (25/6/2012), tim Ekspedisi Cincin Api ini dipecah menjadi dua tim. Tim satu melanjutkan menelusuri jejak tsunami di Ambon, sedangkan tim dua pagi ini bergerak menuju Pulau Seram.

Di Pulau Seram rencananya tim dua akan menyusuri Amahai, Elpaputih, Rutah, dan mengunjungi suku terasing Noaulu. 

Dari Seram tim satu akan melanjutkan perjalanan ke Ternate, Jailolo, dan Tobelo untuk melakukan pendakian ke Gunung Gamalama dan melihat mitigasi bencana masyarakat yang hidup di kaki Gunung Gamkonora.

Tim dua akan berangkat ke Banda Neira, Selasa (26/6/2012) untuk melakukan pendakian ke Gunung Banda Api, penyelaman, dan menelusuri kehidupan sosial ekonomi masyarakat di pulau-pulau kecil di Banda.

Tim satu dan dua rencananya akan bertemu di Tobelo, Kamis (5/7/2012).

No comments:

Post a Comment