Wednesday, January 2, 2013

Mengikuti Perjalanan Wisata Kompas.com Sepanjang Tahun 2012

Kampung tua Huta Bolon Simanindo, Samosir, Sumatera Utara 
Sepanjang tahun 2012, Kompas.com sudah mengunjungi berbagai daerah di Indonesia. Ada banyak cerita dan pengalaman menarik yang dijumpai saat mengangkat suatu destinasi wisata.

Banyak kabupaten maupun kota memiliki obyek wisata yang siap "jual". Namun tak sedikit pula yang masih sebatas potensi, bukan produk wisata. Kendala akses dan infrastruktur kerap ditemui. Belum lagi sumber daya manusia di bidang pariwisata yang belum mumpuni.

Hanya saja, tak pernah bisa dipungkuri, walau sering didengung-dengungkan, Indonesia begitu indah dengan segala pesonanya. Alam, budaya, orang, semua melebur jadi satu. 

Berikut rangkuman beberapa destinasi di Indonesia yang pernah Kompas.com liput. Sebenarnya, ada lebih dari 12 destinasi, tetapi sengaja dipilih satu bulan satu destinasi, agar bisa menjadi referensi Anda untuk merencanakan perjalanan di tahun 2013. 

Januari di Manado.

Mengawali tahun, Kompas.com berkesempatan meliput Asean Tourism Forum (ATF) yang dihelat di Manado, Sulawesi Utara. Setelah 10 tahun, Indonesia kembali menjadi tuan rumah ATF. 

Manado sebagai salah satu kota MICE yang dicanangkan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkesempatan menjadi tempat pelaksanaannya. Ada banyak catatan penting mengenai kesiapan Manado sebagai penyelenggaraan MICE tingkat internasional. 

Danau Linow di Tomohon, Sulawesi Utara. (Foto: KOMPAS.com/
Ni Luh Made Pertiwi F.) 
Akses menuju Manado yang belum memadai karena pada saat itu tidak ada penerbangan langsung kecuali dari Singapura. Sampai urusan armada taksi yang sedikit untuk bisa melayani jumlah peserta yang banyak, belum lagi sumber daya manusia yang belum siap. 

Namun, di luar itu semua, Manado memberikan kesan tersendiri jika berbicara sebagai destinasi wisata. Kuliner serba ikan yang khas sampai Bunaken yang tersohor dengan panorama bawah lautnya. 

Manado juga dikelilingi daerah lainnya yang tak kalah cantik. Hanya sejam untuk merasakan sejuknya Kota Tomohon yang disebut sebagai kota bunga. Pagoda menjulang dengan latar Gunung Lokon, Danau Linow dengan warna-warni berganti nan cantik sampai kuliner ekstrem di Pasar Tomohon. 

Februari di Bandung.

Hotel-hotel di Bandung tumbuh pesat bak jamur di musim hujan. Setiap hotel menawarkan pengalaman menginap yang mengesankan. Mulai dari hotel ala gothic sampai hotel dengan desain kontemporer. 

Replika dinosaurus di Museum Geologi, Bandung. (Foto: KOMPAS 

IMAGES/Fikria Hidayat)
Persaingan tarif hotel pun tak terhindarkan. Di musim liburan, hotel-hotel di Bandung memang penuh, namun di luar itu, tarif harga pun bersaing ketat. Terlepas dari itu, Bandung selalu menawarkan hal baru bagi wisatawan. 

Mulai dari tempat-tempat kuliner jadul sampai restoran-restoran baru. Belum lagi tempat-tempat wisata, misalnya taman tematik hiburan seperti Trans Studio dan Kampung Gajah, sampai museum-museum yang banyak terdapat di Bandung. Kunjungan ke Bandung tak pernah membosankan. 

Maret di Sumba Barat.

Kunjungan di bulan Maret sengaja diarahkan ke sebuah pulau di Nusa Tenggara Timur. Setiap tahunnya, tradisi Pasola menjadi daya tarik wisata Pulau Sumba. Biasanya, wisatawan memadati Kabupaten Sumba Barat pada saat Festival Pasola. 

Tradisi Pasola di Sumba Barat (Foto: KOMPAS.com/Ni Luh Made Pertiwi F) 
Para lelaki naik kuda dan saling melempar lembing. Ya, Festival Pasola sebenarnya sarat akan kisah perang. Ada cerita cinta di balik kisah peperangan itu. Pasola ditandai dengan kehadiran nyale, sejenis cacing laut, di tepian laut. 

Sebagai destinasi, Sumba Barat menawarkan kecantikan tersendiri. Pantai-pantai cantik dengan pasir putih sehalus tepung. Birunya lautan dan ikan-ikan segar siap dibakar untuk santapan tepi pantai. Sebut saja Pantai Rua dan Pantai Kerewe'e. 

Keramahan penduduk Sumba Barat menjadi kisah tersendiri. Ada banyak desa ada di Sumba Barat, salah satu yang kerap dikunjungi adalah Kampung Tarung dengan kerajinan tenun khas Sumba. Rumah-rumah kayu beratap ilalang bersebelahan dengan batu-batu menhir tempat penguburan. Begitu eksotis nan magis. 

April di Garut.

Jauh sebelum berita tentang Bupati Garut Aceng begitu heboh di media, Kompas.com sengaja mampir di Garut pada bulan April. Sebuah festival bertajuk "Gebyar Garut Festival" digelar di kota ini. Aneka kesenian tradisional pun unjuk gigi, puncaknya adalah peragaan busana oleh domba. 

Pengrajin dodol Garut. (Foto: KOMPAS.com/Ni Luh Made Pertiwi F.) 
Ya, domba diberi busana dan melenggang ala model di catwalk. Domba khas Garus memang ikon tersendiri. Deldom atau delman yang ditarik domba bisa dinaiki wisatawan di alun-alun kota Garut. Menu dari domba seperti sate domba juga menjadi daya tarik wisata kuliner di Garut. 

Garut dan sekitarnya hadir dengan berbagai tempat wisata menarik. Coba kunjungi Candi Cangkuang, sebuah candi Hindu yang diperkirakan ada sejak abad ke-8 masehi. Lalu mampir di Kampung Pulo dekat candi, tempat keturunan penyebar Islam di Desa Cangkuang. 

Belum lagi keelokan sebuah danau yang biasa disebut Situ Bagendit. Di daerah Cipanas, terkenal dengan pemandian air panas, cocok untuk relaksasi. 

Aneka industri kreatif menjadi daya tarik tersendiri. Sebut saja dodol Garut, chocodot atau cokelat dodol khas Garut, sampai kerajinan akar wangi dan kerajinan kulit domba. 

Mei di Samosir. 

Pulau Samosir berada di tengah Danau Toba, danau vulkanik terbesar di Asia Tenggara. Cuaca yang cerah menjadikan bulan Mei sebagai bulan yang cocok mengunjungi kawasan Danau Toba di Sumatera Utara. 

Perjalanan darat dari Kota Medan ke Danau Toba perlu waktu empat jam. Lalu cukup naik ferry dari Prapat menyeberang melewati Danau Toba selama satu jam di Pulau Samosir. Biru langit cerah seakan beradu dengan birunya air danau yang masih bening di sekitaran Pulau Samosir. 

Pengunjung Menara Tele melihat panorama Danau Toba. 

(Foto: KOMPAS.com/Ni Luh Made Pertiwi F.) 
Penginapan nyaman namun murah dengan panorama lepas ke Danau Toba di kawasan Tuktuk. Berenang di Danau Toba sudah menjadi agenda wajib. Jangan lupa ke Menara Tele untuk melihat keseluruhan panorama Danau Toba. Lalu cicipi mi gomak, spaghetti-nya orang Batak. 

Samosir disebut-sebut sebagai tempat lahirnya suku Batak. Jadi, saat bertandang ke Samosir, menelusuri kekayaan tradisi suku Batak menjadi pengalaman yang mengesankan. Misalnya berkunjung ke Makam Raja Sidabutar, Batu Parsidangan, dan Museum Huta Bolon. 

Agar lebih mengenal budaya Batak bisa mampir di sebuah kampung tua di Samosir. Bisa juga dengan menonton pertunjukan Sigale-gale di Tomok. Sedangkan wisata alam, bisa mampir ke Batu Marhosa, Goa Marlakkop, Pantai Ambarita, Aek Natonang, Pantai Pasir Putih, sampai pemandian air panas di dekat kota Pangururan. 

Juni di Sentani.

Saat Festival Danau Sentani V digelar pada bulan Juni lalu, isu keamanan tengah merebak di Jayapura. Festival tahunan ini memang digelar di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. 

Namun, desas-desus mengenai aman tidaknya Jayapura, seakan lenyap saat Kompas.com meliput festival ini. Keramahan penduduk Sentani saat menyambut wisatawan yang antusias menyaksikan budaya tradisional penduduk Sentani, menjadi nilai tersendiri. 

Tarian Sentani menyambut wisatawan yang datang. (Foto: KOMPAS.com/

Ni Luh Made Pertiwi F.) 
Aneka pertunjukan seperti tari tradisional sampai lomba mengepang rambut khas masyarakat Papua begitu unik di mata wisatawan. Belum lagi kesempatan pelesir keliling Danau Sentani dengan kapal cepat. 

Tak sekedar pelesir, namun mengunjungi pulau-pulau di danau dan melihat langsung kehidupan penduduk setempat. Mereka menyambut wisatawan dengan tari tradisional lalu mengajak mellihat pembuatan tembikar sampai papeda. 

Di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura sendiri menyimpan beragam obyek wisata menarik. Mulai dari Monumen MacArthur dan obyek wisata lainnya yang sarat sejarah, lalu kecantikan pantai-pantainya seperti Pantai Tablanusu dan Pantai Harlen. 

Kuliner berupa papeda dari sagu dan sup ikan kuning menjadi menu wajib coba. Aneka kerajinan seperti batik Papua, koteka, sampai patung-patung khas Papua dan lukisan dari kulit kayu dengan motif Sentani, menjadi cenderamata yang tak boleh terlewatkan. 

Juli di Derawan.

Snorkling di Derawan, Kalimantan Timur. (Foto: KOMPAS.com/Dian 
Maharani) 
Bulan Juli yang cerah menjadi bulan yang cocok untuk beriwisata bahari. Kali ini tujuan liputan adalah Kepulauan Derawan di Berau, Kalimantan Timur. Kawasan ini memang tengah naik daun di kalangan pelancong domestik maupun asing. 

Kepulauan Derawan sendiri terdiri dari empat pulau utama yaitu Pulau Derawan, Pulau Sangalaki, Pulau Kakaban, dan Pulau Maratua. Memang untuk menikmati keindahan pulau-pulau ini perlu usaha lebih, sebab harus menempuh jalur darat, laut, dan udara. 

Aktivitas snorkling dan diving memang menjadi menu wajib. Namun, wisatawan juga biasanya diajak melepas tukik di Sangalaki. Beragam resor hingga homestay kini sudah tersedia di daerah tersebut. 

Agustus di Bogor.
Tugu Lady Raffles di Kebun Raya Bogor. (Foto: KOMPAS IMAGES/

Fikria Hidayat) 

Bulan puasa bukan berarti kegiatan traveling menjadi berhenti. Di bulan Ramadhan, masih banyak kegiatan wisata yang dilakukan. Pilih saja sebuah kota atau kabupaten terdekat sebagai destinasi wisata. Lalu isi dengan wisata religius. 

Bogor bisa menjadi pilihan bagi warga Jakarta dan sekitarnya sebagai tempat plesir saat bulan puasa. Aneka kuliner dan jajanan menarik bisa menjadi pilihan berbuka puasa. Lalu tarawih di sebuah masjid tua bernama Masjid Keramat Empang. 

Pelesir di sore hari bisa mampir ke Kebun Raya Bogor, lalu ke Museum Etnobiologi dan Museum Zoologi. Taman wisata seperti The Jungle bisa menjadi pilihan Anda bermain air menunggu waktu berbuka puasa. 

September di Morotai.

Morotai bersolek menyambut Sail Morotai 2012. Beberapa tahun sebelumnya, Morotai tak begitu dikenal sampai akhirnya dicanangkan sebagai tuan rumah Sail Indonesia di tahun 2012. 

Pulau Dodola di Morotai, Maluku Utara. (Foto: KOMPAS IMAGES/
Andrean Kristianto) 
Morotai dikenal sebagai basis militer tentara sukutu di masa Perang Dunia II. Banyak peninggalan bersejarah tersimpan di bumi Morotai, entah di darat, di bawah tanah, hingga bawah laut. Monumen MacArthur di Pulau Zumzum salah satunya. 

Keelokan Morotai tak terbantahkan. Pulau-pulau kecil nan cantik dengan pasir putih sehalus tepung dan birunya lautan. Pulau Dodola salah satu bukti kecantikan Morotai. 

Akses dan infrastruktur yang minim menjadi kendala Morotai. Namun, menjelang Sail Morotai 2012, kabupaten ini pun berbenah. Jalanan diperbaiki, pom bensin kini sudah ada. Pom bensin, bahkan ATM tidak ada setahun yang lalu. 

Oktober di Ambarawa.

Cuaca yang mulai sejuk di bulan Oktober sangat tepat untuk mengisi waktu berlibur di Ambarawa yang berhawa dingin. 

Wisata Kereta uap Ambarawa (iqmal.staff.ugm.ac.id)
Seakan terlempar ke waktu silam, saat kereta uap masih di masa kejayaannya, inilah yang menjadi andalan wisata Ambarawa. Kereta uap berangkat dari Stasiun Ambarawa, Jawa Tengah. Asap dari pembakaran kayu terlihat terus mengepul ke udara dari cerobong lokomotif yang sarat nilai sejarah itu. 

Stasiun Ambarawa diresmikan menjadi Museum Kereta Api Ambarawa pada 8 April 1978. Tak heran saat memasuki Stasiun Ambarawa, wisatawan melihat berbagai lokomotif zaman dahulu. Di museum ini terdapat 21 lokomotif yang digunakan oleh tentara Indonesia dalam pertempuran menghadapi tentara Belanda. 

November di Banda Aceh.

Di tahun 2013, Provinsi Aceh akan menyambut Visit Aceh Year 2013. Banda Aceh sebagai ibu kota, tengah bersolek menyambut kedatangan wisatawan. Siapa sangka, setelah melewati berbagai hal di masa lalu, kini Banda Aceh begitu terbuka bagi wisatawan.

PLTD Apung yang terlempar ke daratan merupakan bukti keganasan 
Tsunami Aceh Desember 2004 (stat.ks.kidsklik.com)
Wisata religius ataupun wisata syariah menjadi konsep wisata yang cocok untuk Banda Aceh. Sisa-sisa tragedi tsunami pun menjadi obyek wisata. Wisata tsunami menampilkan situs-situs seperti PLTD Apung yang hanyut hingga ke darat, kapal nelayan di atas rumah, dan Museum Tsunami. 

Wisata tsunami membawa perspektif baru, bahwa pariwisata bukan sekedar mencari kesenangan. Namun juga perenungan dan pembelajaran mengenai sebuah peristiwa bencana dahysat yang pernah terjadi di Indonesia. 

Desember di Karangasem. Menutup tahun 2012, Kompas.com memilih Karangasem sebagai liputan di bulan Desember. Bali memang sudah terkenal sebagai destinasi wisata. Namun, terjadi ketimpangan antara bali bagian selatan dengan daerah lainnya di Bali. 

Ada kecenderungan wisatawan domestik lebih memilih untuk pelesir di tempat itu-itu saja, terutama di Bali bagian selatan. Padahal pesona nan magis yang sarat dengan Bali tempo dulu di Bali bagian lainnya. 

Tirta Gangga di Karangasem, Bali. (Foto: KOMPAS.com/Ni Luh Made
Pertiwi F.)
 
Karangasem di timur Bali, salah satunya. Bertepatan dengan Festival Tirta Gangga, Kompas.com mengunjungi beberapa obyek wisata di Karangasem. Tak boleh terlewatkan adalah obyek wisata Tirta Gangga dan Taman Ujung. 

Keduanya merupakan peninggalan Raja Karangasem dan menampilkan bangunan arsitektur yang begitu indah. Kolam-kolam air ditata begitu apik, lalu dinding penuh ukiran. Kata “cantik” menjadi gambaran yang cocok untuk mengambarkan kedua obyek wisata tersebut. 

Tambahan lagi, Karangasem juga memiliki pantai-pantai yang mendunia seperti Candidasa, Tulamben, Amed, dan Padang Bay. Desa Tenganan sering dikunjungi karena merupakan desa adat kaum Bali Mula. Pura Besakih dan Gunung Agung juga menjadi obyek wisata favorit di kabupaten ini. 

No comments:

Post a Comment