Wednesday, October 3, 2012

Inovasi Lokal Kampung Batik Laweyan Tembus Pasar Global

MI/Ramdani
Pengrajin Batik Laweyan Solo
SOLO- Siapa bilang Batik Solo kalah bersaing dengan produk tekstil motif batik buatan Cina? Industri batik di Kampung Batik Laweyan, Kota Solo, justru mampu menembus pasar internasional berkat inovasi produk batik lokal berorientasi global. 

"Saat ini kami tengah menjajaki kerja sama dengan Swedia khusus untuk batik serat alam. Bulan depan utusan mereka akan datang ke sini untuk melihat secara langsung kegiatan produksinya," jelas Ketua Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan, Alpha Fabela Priyatmono kepada Media Indonesia, Selasa (2/10).

Produk batik serat alam itu, menurut Alpha, merupakan salah satu bentuk inovasi yang mereka lakukan. Inovasi lainnya adalah menciptakan motif-motif baru. 

Selain inovasi dalam produk, perajin juga melakukan inovasi dalam aspek manajemen, kegiatan produksi, dan pemasaran. Kegiatan produksi misalnya, dilakukan se-efisien mungkin. 

Saat ini, kata Alpha, tidak ada lagi sisa-sisa produk yang menjadi limbah dan dibuang begitu saja. Semuanya bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan produk bernilai jual. 

"Efisiensi menyeluruh itu ternyata memberikan manfaat yang sangat besar. Kalau dihitung-hitung per bulan kami bisa menghemat biaya produksi sampai Rp25 juta. Dengan begitu, kami bisa semakin menekan harga jual produk," jelasnya. 

Selain inovasi, senjata lain pengrajin Kampung Batik Laweyan adalah teknologi informasi. Di tempat itu saat ini telah berdiri sebuah pusat teknologi informasi yang salah satunya dimanfaatkan untuk memperluas jaringan pemasaran. 

Dengan kedua senjata itu, Alpha optimis industri batik di Kampung Batik Laweyan akan terus berkembang di masa mendatang. (FR/X-13)

No comments:

Post a Comment