Saturday, November 17, 2012

Warga Pertanyakan Penanganan "Waduk" Wae Ela


Waduk Wai Ela yang terbentuk akibat longsoran gunung. (googlemap)
Ambon  - Warga desa Negeri Lima, kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah mempertanyakan penanganan "waduk" bentukan alam di sungai Wae Ela akibat longsoran gunung Ulakhatu pada 13 Juli 2012.

"Kami pertanyakan realisasi dari sosialisasi dilakukan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal dan Balai Wilayah Sungai Maluku," kata salah seorang warga Negeri Lima, Ajid Soulissa, di Ambon, Selasa lalu.


Pertimbangannya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat telah merekomendasikan "waduk" Wae Ela saat ini berstatus darurat siaga sehingga warganya diprogramkan untuk direlokasi.

Status darurat siaga sudah ditetapkan Pemprov Maluku dengan mempertimbangkan struktur tanah maupun batuan di lokasi "waduk" dan mempertimbangkan jumlah rembesan air terus bertambah.

Awal "waduk" terbentuk hanya delapan lubang rembesan, namun saat ini meningkat menjadi 39 lubang air.

Selain itu, gempa tektonik yang menguncang pulau Ambon berkisar 10 - 15 kali selama sebulan dengan kekuatan bervariasi juga berpengaruh terhadap kondisi "waduk".

Pertimbangan lainnya adalah permukaan air "waduk" bertambah tinggi setiap hari, sehingga dikhawatirkan meluap karena saat ini mencapai 196 meter.

Longsoran material dari gunung Ulak Hatu yang membentuk "waduk" besar di bagian hulu sehingga air sungai Wae Ela, desa Negeri Lima tertampung berdasarkan pengukuran tim dari Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PU memiliki ketinggian 250 meter.

"Jadi warga Negeri Lima khawatir dengan kondisi `waduk` yang disosialisasikan sehingga siap direlokasi, namun hingga saat ini belum jelas penanganannya," tandas Ajid Soulissa.

Begitu pun fisik "waduk" yang telah dipasang sirene peringatan bila sewaktu - waktu air meluap dan empat mesin pompa air yang saat ini kurang jelas pengoperasiannya.

"Kami mintakan perhatian serius pemerintah karena disampaikan bwha anggaran penanganan untuk tahap darurat telah dialokasikan dana miliarian rupiah oleh Kementerian Pekerjaan Umum," kata Ajid.

Apalagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga sempat mempertanyakan kondisi "waduk" tersebut dari Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu.

Sebelumnya Gubernur Ralahalu mengakui, Presiden Yudhoyono menanyakan kondisi "waduk" di Sungai Wai Ela darinya pada 18 Oktober 2012.

Sumber : http://www.antaranews.com

No comments:

Post a Comment