Tuesday, July 17, 2012

Ritual Ziarah Kubur Kaum Adat Bonokeling

Ritual Ziarah Kubur Kaum Adat Bonekeling
CILACAP - Debu beterbangan ketika kaki tanpa alas itu berderap pada tanah yang kering. Mereka berpakaian Jawa model lama. Sarung atau jarit, baju hitam atau batik plus iket atau ikat kepala batik.

Warga baik laki-laki maupun perempuan, tua dan muda, berbaur menyusuri jalanan dari sejumlah Desa di Adipala, Cilacap, Jawa Tengah, menuju ke Makam Bonokeling, Desa Pekuncen, Banyumas, Jawa Tengah pada Kamis (12/7) lalu. 

Mereka adalah kaum adat Bonokeling yang tengah melakukan ritual jalan kaki. 

Ratusan orang tersebut menyusuri jalan desa dan menembus pegunungan di perbatasan antara Kecamatan Kesugihan, Cilacap dengan Kecamatan Jatilawang, Banyumas. Sejumlah warga di antaranya membawa berbagai macam hasil bumi. 

"Sebagian besar yang jalan kaki adalah warga dari desa-desa di sekitar Kecamatan Adipala. Kami membawa berbagai macam hasil bumi untuk dibawa ke Makam Bonokeling,tutur Samniarja, 52 warga Desa Kalikudi, Adipala. 

Menjelang masuk pegunungan di Kesugihan, Cilacap, mereka berhenti karena telah berjalan tidak kurang dari 15 kilometer (km). Di tempat tersebut, mereka beristirahat makan siang di bawah pohon besar nan rindang berusia ratusan tahun. 

Sesampai di perbatasan, mereka dijemput kaum adat Bonokeling asal Desa Pekuncen untuk diantarkan ke rumah-rumah milik para Bedogol atau semacam pejabat kaum adat Bonokeling. Selama semalam, mereka menginap di bale-bale atau tempat peristirahatan. 

Di tempat itulah, pada malam harinya digelar puji-pujian berbahasa Jawa kuno dan diikuti oleh sebagian besar kaum adat Bonokeling dipimpin oleh juru kunci dan para Bedogol. 

Sementara seluruh hasil bumi dan kambing yang dibawa dikumpulkan. Mulai malam hingga pagi, sebagian kaum adat Bonokeling menggelar masak besar. Salah satu menu wajib adalah masakan dari kambing. 

"Biasanya, tugas sudah dibagi-bagi. Ada yang memasak, ada pula yang menyiapkan tempat ziarah," jelas salah satu warga adat Bonokeling, Sankerta, 54. 

Setelah ritual jalan kaki, pada Jumat (13/7) siang, mereka memulai ritual ziarah kubur di pemakaman Bonokeling. 

Pemkab Banyumas juga telah menetapkan Makam Bonokeling sebagai Cagar Budaya sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan adat warga khususnya kaum adat Bonokeling. 

Bahkan, Desa Pekuncen telah dijadikan sebagai desa adat. Desa yang memiliki kekhasan budaya yang unik dan dijaga warga mereka. (OL-11)

No comments:

Post a Comment